Secara kuantitatif berikut adalah data mengenai kekayaan alam milik Indonesia, antara lain :
1. Indonesia merupakan Negara kepulauan yang amat besar. Wilayah
Indonesia terbentang sepanjang 3.977 mil antara Samudera Hindia dan Samudera
Pasifik. Apabila perairan antara pulau-pulau itu digabungkan, maka luas Indonesia
menjadi 1.9 juta mil persegi, dengan
jumlah pulau berjumlah 17.504
pulau, termasuk 9.634 pulau yang belum diberi nama dan 6.000 pulau yang tidak
berpenghuni. Dari ribuan pulau tersebut, Indonesia memiliki 3 dari 6 pulau
terbesar didunia, yaitu Pulau Kalimantan (pulau terbesar ketiga di dunia dgn
luas 539.460 km²), Pulau Sumatera (473.606 km²) dan Pulau Papua (421.981 km²).
2.
Indonesia
adalah Negara maritim terbesar di dunia dengan perairan seluas 93 ribu km2 dan
panjang pantai sekitar 81 ribu km2 atau hampir 25% panjang pantai di dunia.
Oleh karenanya, Indonesia
memiliki Terumbu Karang (Coral Reef) terkaya di dunia (18% dari total dunia)
dan memiliki species ikan hiu terbanyak di dunia (150 spesies).
3. Indonesia
merupakan Negara dengan suku bangsa yang terbanyak di dunia. Terdapat lebih
dari 740 suku bangsa/etnis, dimana di Papua saja terdapat 270 suku. Menggunakan
583 bahasa dan dialek dari 67 bahasa induk yang digunakan berbagai suku bangsa
tersebut
4.
Indonesia
memiliki biodiversiti
yang amat beragam. Di wilayah Indonesia, terdapat keanekaragaman hewan menyusui sebanyak 300 jenis, burung sebanyak 7.500 jenis. reptil sebanyak 2.000 jenis, amfibi sebanyak 1.000 jenis, ikan sebanyak 8.500 jenis, keong sebanyak 20.000 jenis, serangga sebanyak 250.000 jenis, tumbuhan biji sebanyak 25.000 jenis, paku pakuan sebanyak 1.250 jenis, lumut sebanyak 7.500 jenis, Ganggang sebanyak 7.800 jenis, jamur sebanyak 72.000 jenis, bakteri dan ganggang biru sebanyak 300 jenis. (Sastra pradja, 1989). Bahkan Indonesia memilki variasi anggrek terbesar didunia yaitu sekitar
6 ribu jenis anggrek, mulai dari yang terbesar (Anggrek Macan atau Grammatophyllum Speciosum) sampai yang
terkecil (Taeniophyllum, yang tidak
berdaun), termasuk Anggrek Hitam yang langka dan hanya terdapat di Papua.
Sebuah
pertanyaan besar, seharusnya kita tanyakan, “Bagaimana ribuan spesies flora dan
fauna ini muncul di Indonesia?” sebuah teori yang selama ini sudah kita kenal
sebelumnya yakni teori Evolusi siap menjawab pertanyaan tersebut. Bahkan
sebenarnya tahukah anda bahwa teori Evolusi tidak 100% hanya ditemukan oleh
Charles Darwin lewat penelitiannya di Kepulauan Galapagos, Amerika Serikat.
Namun, juga merupakan buah pemilkiran seorang ahli botani bernama Alfred Russel
Wallace yang melakukan penelitian di kepulauan negara kita, Indonesia. Bahkan
Wallace dan Weber telah mengelompokkan jenis flora dan fauna di Indonesia
menjadi 3 jenis besar yaitu :
1.
Tipe Asiatis (Barat)
2.
Tipe Peralihan
Teori
Evolusi, Charles Darwin dalam bukunya On The
Origin of Species by Means of Natural selection pada tanggal 24 November
1859 dia menyebutkan bahwa evolusi berawal dari kemungkinan secara acak mutasi
gen dalam suatu populasi yang menyebabkan adanya variasi dan ternyata seiring berjalannya waktu variasi spesies hasil
mutasi gen inlah yang bertahan dari tantangan alam yang kita kenal dengan teori
seleksi alam. Persepsi kita selama
ini salah mengenai Teori Evolusi, Darwin. Dalam pemahaman orang awam, Teori
Evolusi yang dianut adalah Teori Evolusi, Lanmark yang menyebutkan bahwa
spesies yang dapat beradaptasi dengan lebih baik terhadap lingkungan maka dia
akan dapat bertahan dari tantangan alam. Contoh yang sering kita kenal adalah
proses memanjangnya leher jerapah. Mari kita bedakan Teori Evolusi, Darwin
dengan Teori Evolusi, Lanmark.
Proses memanjangnya
leher jerapah menurut Teori Evolusi, Lanmark.
Pada
awalnya spesies jerapah purba merupakan hewan sejenis dengan kuda, yang hanya
memiliki leher yang pendek. Lalu spesies ini bertambah jumlahnya yang sebanding
dengan kenaikan jumlah kebutuhan akan makanan. Karena bahan makanan berupa
dedaunan terus dikonsumsi, maka dedaunan yang tingginya masih dalam jangkauan
jerapah purba akan habis dan menyisakan dedaunan dengan ketinggian di atas
jangkauan jerapah purba. Nah, keadaan inilah yang “memaksa” jerapah purba untuk
menarik-narik lehernya, menjulur-julurkannya dan lama kelamaan akan sepanjang
jerapah seperti sekarang.
Proses memanjangnya
leher jerapah menurut Teori Evolusi, Darwin.
Pada
awalnya spesies jerapah purba merupakan populasi hewan sejenis dengan kuda, yang hanya
memiliki leher yang pendek. Lalu spesies ini berkembangbiak. Dalam proses
berkembangbiak kita mengenal proses yang kita kenal dengan mutasi gen dan
kromosom. Hal ini mengakibatkan kelainan pada individu baru tersebut. Mutasi
terjadi secara acak, sehingga terdapat kemungkinan terjadi mutasi yang
mengakibatkan leher jerapah purba ini sedikit memanjang dari yang lain dan menimbulkan variasi dalam populasi. Lalu
spesies ini bertambah jumlahnya yang sebanding dengan kenaikan jumlah kebutuhan
akan makanan. Karena bahan makanan berupa dedaunan terus dikonsumsi, maka
dedaunan yang tingginya masih dalam jangkauan jerapah purba normal akan habis
dan menyisakan dedaunan dengan ketinggian di atas jangkauan jerapah purba
normal, namun masih dapat dijangkau oleh jerapah purba mutasi. Karena jerapah
purba normal tidak mendapatkan makanan. Maka spesies jerapah purba normal
(leher pendek) akan punah, dan digantikan oleh variasi spesies jerapah purba mutasi
(leher yang lebih panjang dari sebelumnya). Begitu seterusnya hingga leher
jerapah sepanjang sekarang.
Begitulah
logika Chales Darwin bekerja untuk menjawab adanya jutaan diversifikasi spesies
di muka bumi. Lalu bagaimana dengan Indonesia. Apa sebenarnya yang terjadi pada
ribuan pulau di Indonesia ribuan bahkan jutaan tahun yang lalu? Perlu anda
ketahui bahwa kepulauan Indonesia adalah kepulauan yang masih muda, muda dalam
ilmu Geologi adalah dalam skala ratusan juta tahun lamanya. Gambaran mudahnya, setelah masa
dinosaurus punah, kepulauan Indonesia baru terbentuk. Oleh karenannya tidak
heran jika di Indonesia tidak akan pernah ditemukan fosil dinosaurus, karena
memang kepulauan Indonesia belum ada saat dinosaurus berjaya pada masanya.
Dalam
Teori Evolusi, seperti halnya Lanmark, Darwin juga menyebutkan bahwa makhluk hidup berevolusi sebagai usaha untuk beradaptasi dengan lingkungan. Namun, berbeda dengan gagasan Lanmark, Darwin menyadari adanya variasi dalam suatu populasi. variasi inilah yang diturunkan, bukan sifat yang baru didapatkan seperti Teori Lanmark. Teori seleksi alam yang dikemukakan oleh Darwin dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Spesies memilki kemampuan menghasilkan keturunan yang banyak.
2. Sumber Daya Alam itu terbatas. sehingga terdapat kompetisi untuk mendapatkannya.
3. Terdapat variasi dalam suatu populasi. dan tidak terdapat individu yang sama persis. variasi umumnya diwariskan ke generasi selanjutnya.
4. Proses ini berlangsung dari generasi ke generasi secara terus menerus.
Perlu diketahui variasi akibat mutasi tersebut terjadi secara acak dan alamlah yang akan menyeleksi. variasi spesies mana yang akan dapat bertahan hidup. Proses seleksi alam sendiri dibagi menjadi tiga macam, yaitu :
Proses evolusi ditandai dengan adanya spesiasi. Spesiasi adalah pembentukan spesies baru, sedangkanSpesies adalah populasi makhluk hidup yang melakukan reproduksi sesamanya dan menghasilkan keturunan yang fertil. Kunci utama spesiasi sendiri adalah adanya Isolasi atau pembatasan terhadap sesuatu. Terdapat empat jenis spesiasi tergantung dari sejauh mana populasi itu terisolasi dari lingkungannya, yaitu :
1. Spesies memilki kemampuan menghasilkan keturunan yang banyak.
2. Sumber Daya Alam itu terbatas. sehingga terdapat kompetisi untuk mendapatkannya.
3. Terdapat variasi dalam suatu populasi. dan tidak terdapat individu yang sama persis. variasi umumnya diwariskan ke generasi selanjutnya.
4. Proses ini berlangsung dari generasi ke generasi secara terus menerus.
Perlu diketahui variasi akibat mutasi tersebut terjadi secara acak dan alamlah yang akan menyeleksi. variasi spesies mana yang akan dapat bertahan hidup. Proses seleksi alam sendiri dibagi menjadi tiga macam, yaitu :
1. Seleksi Stabilitas (Stabilition selection) : Seleksi yang menguntungkan variasi yang paling umum. Seleksi ini cenderung mengurangi populasi dan menghambat evolusi.
2. Seleksi Terarah (Direction selection) : Seleksi yang memberikan tekanan pada salah satu variasi spesies yang tidak umum. Sehingga variasi tersebut akan hilang.
3. Seleksi Memecah Belah (Disruptive selection) : Seleksi yang terjadi ketika keadaan lingkungan bervariasi. Sehingga variasi spesies akan cenderung mencari tempat mereka yang paling nyaman lalu mereka berkembang sendiri - sendiri tanpa ada yang lebih dominan.Proses evolusi ditandai dengan adanya spesiasi. Spesiasi adalah pembentukan spesies baru, sedangkanSpesies adalah populasi makhluk hidup yang melakukan reproduksi sesamanya dan menghasilkan keturunan yang fertil. Kunci utama spesiasi sendiri adalah adanya Isolasi atau pembatasan terhadap sesuatu. Terdapat empat jenis spesiasi tergantung dari sejauh mana populasi itu terisolasi dari lingkungannya, yaitu :
1. Spesiasi Allopatrik
2. Spesiasi Paripatrik
3. Spesiasi Parapatik
4. Spesiasi Simpatik
Lalu “Bagaimana ribuan spesies flora dan
fauna ini muncul di Indonesia?” Jawabannya adalah karena adanya isolasi di pulau - pulau Indonesia dan setiap pulau tentu memiki ciri khasnya masing - masing. setiap pulau memiliki bahan makanan, predator, keadaan geografi, ketersediaan air yang tentunya akan berbeda satu dengan yang lain. Oleh karenanya di kepulauan Indonesia terjadi Isolasi Geografi. Dulu saat zaman es terjadi, suhu permukaan bumi turun sehingga permukaan air laut menjadi turun.
Pada masa itu, wilayah Indonesia bagian Barat yang disebut juga Dataran
Sunda masih menyatu dengan Benua Asia, sedangkan Indonesia bagian Timur
yang disebut juga Dataran Sahul menyatu dengan Benua Australia. Dataran
Sunda dan Dataran Sahul juga masih berupa daratan belum dipisahkan oleh
laut dan selat. Keadaan tersebut menyebabkan keanekaan flora dan fauna
di Indonesia bagian Barat seperti Jawa, Bali Kalimantan, dan Sumatera
pada umumnya menunjukkan kemiripan dengan flora di Benua Asia. Begitu
pula denga flora dan fauna di Indonesia bagian Timur seperti Irian Jaya
dan pulau-pulau disekitarnya pada umumnya mempunyai kemiripan dengan
flora dan fauna di benua Australia. Jadi Indonesia pada masa itu menjadi
jembatan penghubung persebaran hewan dari Asia dan Australia. Kemudian,
pada akhir zaman es, suhu permukaan bumi naik sehingga permukaan air
laut naik kembali. Naiknya permukaan air laut mengakibatkan Jawa
terpisah dengan Benua Asia, kemudian terpisah dari Kalimantan dan
terakhir dari Sumatera. Selanjutnya Sumatera terpisah dari Kalimantan
kemudian dari Semenanjung Malaka dan terakhir Kalimantan terpisah dari
Semenanjung Malaka.
Walaupun flora dan fauna kita masih tergolong mirip dengan benua Asia dan Australia. Namun, karena adanya Isolasi Geografi tadi membuat beberapa spesies di darah peralihan memiliki beberapa perbedaan dengan keduanya dan memiliki ke khas-an tersendiri dan akhirnya menjadi sebuah spesies baru yang endemik dan hanya ada di Indonesia. flora dan fauna tersebut melakukan adaptasi, sehingga memunculkan variasi dalam populasi, seleksi alam berkerja dan akhirnya spesiasi terjadi dan lahirlah spesies baru.
Sekarang dapat kita rasakan manfaat dari proses yang begitu panjang tersebut. Bukan satu tahun, dua tahun, atau puluhan tahun. tapi jutaan tahun lamanya untuk menghasilkan negari yang kaya seperti Indonesia. Artikel yang saya buat ini, selain bertujuan untuk memberikan informasi. Harapan saya juga dapat membuat para pembaca sekalian sadar dan tergugah untuk ikut dalam kampanye pelestarian lingkungan. Negara kita kaya, tapi negara kita juga masih belum terampil untuk memanfaatkan kekayaan tersesbut. Mari kita belajar, lalu bersatu untuk membangun Indonesia. Terimakasih.
0 comments:
Post a Comment
berkomentarlah dengan sopan