Copyright © Geologi, Geodesi, Meteo, Oceano
Design by Dzignine
Thursday, December 30, 2010

Faktor yang mempengaruhi angin

Untuk dapat menjawab pertanyaan mengapa layang-layang lebih stabil terbang tinggi daripada terbang rendah ? terlebih dahulu marilah kita kaji bersama mengenai faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi laju angin.


Faktor-faktor yang mempengaruhi angin adalah sebagai berikut :
  • Keadaan topografi
  • Daratan atau lautan
  • Adanya pepohonan
Ketiga  hal di atas sangat berpengaruh terhadap kerja laju angin. Keadaan topografi sangat berpengaruh, karena jika angin menerpa pada topografi berupa gunung ia akan cenderung naik, berbeda jika ia menerpa pada topografi berupa dataran, ia akan cenderung lurus-lurus saja. Kedua, saat angin bergerak di atas daratan dan lautan juga sangat berbeda. Walau bagaimanapun angin yang bergerak di daratan akan cenderung mengikuti keadaan permukaan daratan, berbeda jika angin yang berhembus di atas lautan maka ia akan ikut mempengaruhi bentuk muka air laut, bahkan pergerakan arus di atas laut. Sehingga ia lebih bebas bergerak di atas lautan daripada di daratan. Ketiga, adanya pepohonan sangat berpengaruh jika pohon tersebut cukup tinggi dan menggangu laju angin.

Nah, dari ketiga pembahasan di atas kita dapat menyimpulkan mengapa layang-layang lebih stabil jika ia terbang tinggi adalah karena ketiga faktor di atas akan di anggap 0 (nol) / tidak ada. Iya kan ? hehe^^ sehingga laju angin di atas sana lebih stabil yang membuat layang-layang terbang stabil pula. Sekian.

Sumber :
http://www.wikipedia.org
Tjasyono, Bayong. 2003. Meteorologi. Bandung : Penerbit ITB

Author
Andrean Eka Lucianto


Wednesday, December 8, 2010

Pengertian Geologi


Geologi adalah Ilmu yang mempelajari bumi secara keseluruhan, seperti struktur,sejarah, dan proses perkembangan bumi.

Ilmu penunjang Geologi :
  1. Geomorfologi : Ilmu yang mempelajari tentang bentuk-bentuk muka bumi dan segala proses yang menghasilkan bentuk-bentuk muka bumi tersebut.
  2. Geografi : Ilmu yang mempelajari tentang aspek fisik dan sosial muka bumi.
  3. Petrologi : Ilmu yang mempelajari kandungan tekstur, struktur dan mineral dalam batuan hingga memperkiraan bagaimana batuan tersebut dapat terbentuk (genesanya)
  4. Kristalografi : Ilmu yang mempelajari kristal-kristal minera; dalam suatu batuan
  5. Geologi Struktur : Ilmu yang mempelajari struktur lapisan tanah akibat tenaga endogen
  6. Geo-Fisika : Ilmu yang mempelajari geologi secara fisik
  7. Kartografi : Ilmu yang mempelajari peta
  8. Meteorologi  : Ilmu yang mempelajari tentang cuaca pada atmosfer bumi.
  9. Pedologi  : Ilmu yang mempelajari tentang lapisan permukaan tanah(horizon tanah)
  10. Hidrologi  : Ilmu yang berhubungan dengan segala hal tentang air di muka bumi.
  11. Klimatologi  : Ilmu yang berhubungan dengan iklim pada atmosfer bumi.
  12. Oseanografi  : Ilmu yang mempelajari tentang laut
  13. Astronomi  : Ilmu yang mempelajari tentang benda-benda luar angkasa.
Sumber
http://www.wikipedia.org
Buku diktat Teknik Geologi UGM

Author
Andrean Eka Lucianto


Kisi-kisi OSN Bidang Kebumian

     Untuk dapat lolos OSN Kebumian tentunya kita perlu untuk mengetahui bahan-bahan apa yang harus kita pelajari. Jangan sampai kita salah belajar. Di sini nih... Tempatnya kamu mengetahui sekelumit materi OSN Kebumian yang harus kita pelajari bersama. Sehingga kita dapat lolos hingga OSN Kebumian 2011 di Manado, Sulawesi Utara Agustus mendatang.
Tuesday, December 7, 2010

Cara Memakai Kompas Geologi

Mungkin kompas geologi adalah benda baru bagi para peserta Olimpiade Kebumian... Tapi meskipun baru kita harus tetap memahami bagaimana cara memakainya. Nah, di sini kalian bisa tahu sekelumit dari cara menggunakan kompas geologi tersebut.
Check This Out !!!
Gambar kompas geologi

Geologi Struktur


Pengertian Geologi Struktur : Ilmu yang mempelajari berbagai struktur atau bentuk lapisan tanah akibat adanya gaya tektonisme.

Akibatnya akan menghasilkan lipatan(fold) dan patahan/sesar(fault)

Proses Terbentuknya Petir di Udara

Mau tahu gimana proses terjadinya petir ?

Sunday, November 21, 2010

Gunung di Indonesia Rata-Rata Berbentuk Kerucut

Sebelum menerangkan tentang pertanyaan "Mengapa gunung di Indonesia berbentuk kerucut ?" mari kita kaji dulu tentang bentuk-bentuk gunung secara umum. Nah, sebenarnya bentuk-bentuk itu bermacam-macam, yaitu :
  • Perisai : bentuk gunung berapi yang relatif datar, tidak memiliki tebing yang curam kemiringan hanya berkisar <25derajat. Gunung jenis ini dapat terjadi karena aktivitas magma berupa magma yang bersifat basa (mafic), viskositas rendah, kandungan H2O tinggi, letusan bersifat effusif.
  • Strato : bentuk gunung  berapi yang menyerupai kerucut, kemiringan lerengnya sekitar 45derajat. Gunung jenis ini dapat terbentuk akibat aktivitas magma bersifat intermediate, viskositas cukup tinggi, kandungan H2O tidak terlalu banyak, letusan bersifat eksplosif lemah.
  • Maar : bentuk gunung berapi yang memiliki kawah besar di puncaknya akibat letusan hebat pada jaman dahulu kala. Gunung jenis ini dapat terbentu akibat aktivitas magma bersifat asam(felsic), viskositas sangat tinggi, kandungan H2O sedikit, letusan bersifat eksplosif kuat. Biasanya gunung jenis ini memiliki danau vulkanik di kawahnya.
Sekarang mari kita jawab pertanyaan minggu lalu,
Mengapa gunung di Indonesia berbentuk strato (kerucut) ?

Monday, November 8, 2010

Potensi Bencana Sekitar Gunung Merapi Khususnya SMA Taruna Nusantara


POTENSI ARAH LETUSAN GUNUNG MERAPI
Gunung Merapi sepertinya tak bosan-bosannya untuk mengeluarkan dan menunjukan keganasannya. Berkali-kali aliran piroclastic flow atau sering kita kenal dengan "Wedhus Gembel" terjadi. Sudah banyak korban berjatuhan, kesakitan, luka bakar hingga korban jiwa tak dapat dihindarkan. Ya apa daya... jika Tuhan YME sudah berkehendak, apa lagi yang bisa kita lakukan. Kita hanya bisa berdoa dan berusaha untuk semampunya menyelamatkan diri. Menyelamatkan diri juga tidak baik jika tidak tahu bagaimana sebenarnya potensi bencana Gunung Merapi itu sendiri. Di sinilah sekelumit informasi tentang potensi bencana sekitar Gunung Merapi.
Tahukah anda sejarah Gunung Merapi? Gunung merapi yang sekarang kita lihat, tidaklah terbentuk dalam satu kali proses pembentukan gunung. Gunung Merapi terbentuk dalam beberapa tahapan yang amat panjang. Sejarah Merapi secara singkat adalah sebagai berikut :
  • Masa Pra Merapi (+ 400.000 th yll) gunung yang terbentuk pada masa ini sekarang kita kenal sebagai gunung Bibi, yang berada sekitar 2,5 km sebelah Timur dari letak Gunung Merapi sekarang. Magma yang dihasilkan masih berupa magma basaltik yang bersifat basa.
  • Masa Merapi Tua (60.000 – 8000 th yll) Gunung yang terbentuk adalah gunung Turgo dan Gunung Plawangan, lavanya masih bersifat basaltik.
  •  Masa Merapi Pertengahan (8000-2000 th yll) Lava yang dikeluarkan sudah andesitik yang bersifat intermediate. Hasilnya adalah Bukit Batulawang dan Gajahmungkur sekarang berada di Utara Merapi dan terdapat letusan eksplosif yang membentuk kawah Pasarbubar. 
  • Masa Merapi Muda (2000 th yll s/d sekarang) Dalam kawah Pasarbubar terbentuk kerucut puncak Merapi yang saat ini kita lihat dan kita kenal dengan nama Gunung Anyar(menurut:Berthomier 1990)
Sunday, November 7, 2010

Perbedaan Petrologi dan Petrografi

Apa sih beda dari petrologi dan petrografi ?
Uhm.. Apa ya ?
Kedua-duanya sama-sama mempelajari tentang batuan. Sama-sama penting untuk proses pendiskripsian suatu batuan. Dan sama-sama perlu untuk dikuasai oleh seorang geologis. Perbedaan dari keduanya adalah :

Petrologi adalah ilmu yang mempelajari tentang komposisi batuan secara makro, sehingga ilmu ini mendiskripsi suatu batuan sesuai dengan apa yang kita lihat dan amati dari suatu batuan dengan mata telanjang (naked eyes) atau dengan bantuan lup(kaca pembesar) geologi. Kajian Petrologi sangat berhubungan dengan sifat fisik mineral dalam mineralogi, dan membutuhkan pengertian yang mendalam untuk mengidentifikasi klasifikasi suatu batuan.
 Petrografi adalah Ilmu yang mempelajari tentang komposisi batuan secara mikro, sehingga ilmu ini terasa lebih detail daripada petrologi. Petrografi akan menjawab berbagai pertanyaan yang muncul saat kita belajar mengenai batuan dengan petrologi. Petrografi mengidentifikasi suatu batuan dengan bantuan mikroskop polarisator. Kita dapat mengamati komposisi batuan dengan lebih jelas dan menghilangkan segala keragu-raguan, karena keterbatasan penglihatan saat kita mengidentifikasi batuan dengan petrologi. Belajar mengenai petrografi memang butuh perhatian ekstra karena jika kita melihat suatu mineral di bawah mikroskop polarisator, saat kita memutar sedikit saja meja objek maka ciri-ciri suatu mineral akan berubah. Selain itu, tubuh mineral dengan jenis yang sama dengan butir yang berbeda  dalam pengamatan, dapat membuat ciri-ciri mineral tersebut akan berbeda.

Nah, itulah perbedaan dari keduanya. Petrologi sangat cocok untuk identifikasi batuan secara spontan di lapangan. Jika terdapat keragu-raguan atau kita ingin mendapat data yang lebih akurat maka sayat batuan itu, bawa ke laboratorium, amati dengan mikroskop polarisator dan gunakan ilmu petrografi. Maka kita akan mendapatkan data yang lebih akurat dan detail, dari suatu tubuh batuan. Selamat Belajar.

Sumber
http://www.wikipedia.org
Pelatnas IESO I tahun 2010

Author
Andrean Eka Lucianto


Saturday, November 6, 2010

Proses Pembentukan Hujan

Mengacu pada pertanyaan mingguan yaitu "Bagaimana proses hujan saat hari cerah ?"
Nah, inilah dia jawabannya...
Yang namanya nak Olimpiade Kebumian, pastinya udah tahu ya siklus Hidrologi seperti di atas,  ada baiknya saya mulai penjelasan saya ini dengan mengulas sedikit tentang gambar di atas. Gambar di atas sebenernya adalah urutan daur Hidrologi. Daur/Siklus Hidrologi adalah urut-urutan perjalanan air di muka Bumi. Adanya siklus Hidrologi, membuat banyaknya cadangan air di muka bumi ini "Tetap" artinya tidak bertambah ataupun tidak berkurang. 

Jadi mulanya air yang ada di permukaan bumi itu mengalami penguapan. Penguapan dibagi menjadi dua macam yaitu Evaporasi (Penguapan dari benda mati,contohnya: Laut,sungai,air di atas batu dsb). Dan Transpirasi (Penguapan dari benda hidup,contohnya: hasil respirasi tumbuhan,air di atas daun,batang dsb). Ada juga nih campuran kedua2nya yaitu  Evapotranspirasi. Nah, setelah penguapan udah pasti si uap bakal naik ke atas kan... Di atas sana akan terjadi Adveksi (Proses dimana uap air yang sudah ada di atas tadi mengumpul dan bergerak secara horizontal karena adanya pengaruh angin). Selanjutnya saat uap air telah melewati suhu titik embun maka terjadi proses Kondensasi (Proses perubahan fasa/fisik dari uap air menjadi air dalam bentuk titik-titik air yang cair). Titik air inilah yang akan membuat Presipitasi (Proses turunnya curahan hasil kondensasi, dapat berupa hujan air atau es). Saat hujan mengguyur permukaan tanah maka akan ada Run off / Surface flow (Proses mengalirnya air di atas permukaan tanah, contoh : Sungai). Selain ada air yang mengalir di permukaan, ada juga  air yang meresap dari permukaan ke dalam tanah secara vertikal disebut Infiltrasi. Lalu, akan ada Perkolasi (Proses mengalirnya air tanah dalam secara horizontal, proses ini terjadi jika air yang mengalami infiltrasi telah meresap hingga lapisan impermeable, sehingga tidak bisa lagi meresap dan akhirnya akan mengalir secara horizontal di dalam tanah, membentuk aliran air tanah dalam).

Lalu banyak orang bertanya demikian, Mengapa ada daerah yang semula nggak pernah banjir tapi sekarang banjir ? Ada juga daerah yang dulunya selalu subur eh, sekarang malah jadi kering kerontang ? Bukankah itu berarti airnya berubah jumlahnya ?
Itu adalah anggapan yang salah, Mengapa ? Karena jika kita lihat dari siklus hidrologi seperti di atas maka jumlah air tidak akan berkurang. Jadi kesimpulannya, bukan airnya yang berkurang jumlahnya tapi karena adanya perubahan dalam siklus hidrologi dalam segi tempat. Ehm, jadi gini contohnya yang biasanya di Bogor banyak hujan eh, suatu saat karena anomali siklus akhirnya tempat terjadinya kondensasi berubah tempat, maka Bogor akan kekeringan kan. Nah, jadi seperti itu. Mengerti ?

Friday, November 5, 2010

Merapi Meletus Lagi

Seminggu sudah kita dihebohkan dengan dampak letusan Gunung berapi paling aktif di dunia yaitu Gunung Merapi. Merapi begitu ganas meletus tahun ini sampai-sampai guguran awan panasnya mencapai >15km, yang sebelumnya belum pernah terjadi. Abu vulkanik, kerikil dan material vulkanik lainnya udah dikeluarin tanpa henti.
Awas!!! nih dia skenario terburuk dari letusan Merapi yang udah sekitar satu minggu lebih nggak henti-hentinya mengeluarkan material vulkanik. Ada rumor yang menyebutkan tipe letusan merapi akan begitu dahsyat tahun ini. Benarkah ? Mari kita telaah bersama.

Mengapa merapi bisa berubah dari tipe guguran kubah lava jadi "Ultra-plinian"?
Terdapat berbagai hipotesis yang mendukung pemikiran tersebut :

Saturday, October 23, 2010

Bowen = Pembentukan Mineral

Anak olimpiade kebumian pasti tahu kan apa yang namanya "Bowen Reaction Series" atau sering kita sebut deret reaksi bowen. Kenapa ? karena reaksi Bowen-lah dasar dari pembelajaran tentang proses pembentukan mineral, khususnya mineral pada betuan beku. Sebelumnya, marilah kita mengenal siapa penemu dari deret reaksi itu, terlebih dahulu, Bowen adalah ilmuan yang melakukan riset mengenai proses terbentuknya mineral di dalam bumi. Riset yang dia lakukan adalah dengan mengambil sampel magma cair, lalu dia memasukkannya ke dalam sebuah alat (sejenis oven) yang gak jelas. Intinya alat ini akan memberikan tekanan dan suhu yang dianggap hampir sama dengan keadaan di dalam Bumi. Nah, seiring waktu berlalu alat itu, akan memperkecil besa tekanan dan suhu yang diberikannya, analoginya seperti magma yang sedang berjalan ke luar permukaan bumi. Ternyata magma itu, mulai membeku dan terus berubah membentuk suatu urutan mineral, mulai dari olivin, anortite menuju ke Quartz (kuarsa). Kalo mau lebih jelasnya ini dia urutan sederhananya.
     Tambahan untuk deret sebelah kanan urutan mineralnya adalah sebagai berikut : Anortite > Bitownite > Labradorite > Andesin > Oligoklas > Albite. Kenapa perubahan pada deret yang kanan sering nggak ditulis pada skema2 reaksi bowen pada umumnya? Karena reaksi di sebelah kanan ini bersifat "Continous Series" yang artinya perubahan mineralnya itu menerus. Alias nggak terputus-putus. Oleh karenanya, mineral-mineral di sebelah kanan jarang ditemukan di alam. Beda, ama reaksi yang di sebelah kiri, yang diberinama "Discontinous Series" Karena reaksinya nggak menerus dan terputus-putus, alhasil mineral-mineral di reaksi sebelah kiri lebih umum dijumpai pada batuan beku.
    Sebenarnya apa aja sih yang bisa kita dapetin dari reaksi bowen ini.... Banyaaaaak bgt...
  1. Urutan mineral dari yang terbentuk pada temperatur tinggi sampai rendah. Urutannya adalah dari atas ke bawah.
  2. Urutan mineral dari yang paling resisten sampai ke mineral yang mudah lapuk. Urutannya adalah dari bawah ke atas.
  3. Urutan mineral dari yang kandungan silikatnya paling banyak. Urutannya dari bawah ke atas. Kenapa hal ini dapat terjadi ? Nah, mari kita lirik dari genesa pembentukan magma. Pada awal pembentukan magma, magma bersifat basa bukan ? Karena mineral yang bersifat basa akan membeku pada suhu yang tinggi maka mineral-mineral basa akan terlebih dahulu mengalami pembekuan. Makin lama, makin asam kan. Maka dari itu, mineral yang terbentuk memiliki kandungan SiO2 yang melimpah.
  4. Sesuai tabel reaksi bowen di atas kita bisa tahu kandungan makro dan mikro masing-masing batuan beku, diantaranya :
    • Granite dan Rhyolite
      • Makro : Quartz, Plagioklas, dan Orthoklas
      • Mikro  : Muskovite, Biotite
    • Diorite dan Andesite
      • Makro : Amphibole, Plagioklas dan Orthoklas
      • Mikro  : Biotite, Piroxene
    • Gabbro dan Basalt
      • Makro : Piroxene, Plagioklas dan Orthoklas
      • Mikro  : Olivin, Amphibole
    • Peridotite dan Kimberlite
      • Makro : Olivin dan Piroxene
      • Mikro  : Ca-Plagioklas (Anortite,Bitownite)
  5. Urutan mineral dari yang terbentuk pada kedalaman yang dangkal hingga dalam. Urutannya adalah dari bawah ke atas. Sesuai genesa terbentuknya magma.
Terus sebenernya ini cuma mau bagi-bagi metode shortcut gimana cara buat deskripsi batuan beku dengan mudah :
  • Apalin dulu mineral-mineral yang ada di deret bowen ampe di luar kepala.
  • Terus apalin sifat fisik masing-masing mineral sesuai tempatnya di deret bowen. Bayangkan deret bowen dan gabungkan dengan hapalan sifat fisik mineral.
  • Nah, hal2 yang penting untuk mengamati mineral dalam deskripsi batuan beku adalah warna, kilap, bentuk, (ketiga ini wajib), belahan, pecahan, dan sifat dalam(hanya sunah).
Selamat mencoba

Sumber
Pelatnas I IESO 2010
Author
Andrean Eka Lucianto



Proses Terbentuknya Atmosfer Bumi

Ehm,.. gimana ya proses terbentuknya komposisi atmosfer bumi kita seperti sekarang ini ? Gak mungkin kan langsung jadi secara tiba-tiba gitu. Itulah soal nomor satu pertanyaan tes Pelatnas tahap 1 IESO 2011 mendatang. Wah, jujur nih pertanyaan bisa dijawab dengan singkat dan panjang sepanjang mungkin. wkwkwkw dan saya memilih menjawab dengan panjang total 1 halaman folio. hehe. Eh, ternyata bapak dosen suka jawaban yang singkat padat jelas. Emang nih, nasib2... Nah, aku pengen posting jawabanku nih. 


Jadi gini proses terbentuknya atmosfer kita :
Proses terbentuknya atmosfer kita itu, bareng ama proses terbentuknya bumi kita pastinyakan. Nah, dulu sekitar 4,6 milyar tahun yang lalu (lama bgt ya) itu tu atmosfer kita mulai terbentuk. Tapi karena bumi kita juga masih muda banget dan belum terbentuk secara sempurna, makanya atmosfer kita juga masih belum kayak sekarang, masih banyak debu, material, senyawa berbahaya hasil aktivitas bumi kita yang masih 'bayi'.hehe. Pada waktu itu ada yang nama proses "Out Gassing" proses ini membuat atmosfer kita banyak punya cadangan gas-gas beracun yaitu gas CH4 dan NH4. Oleh karenanya, pada masa ini belum ditemukan adanya tanda-tanda kehidupan, ya pastilah keracunan kali ya. hehe



Selain mengeluarkan dua jenis gas di atas proses ini juga mengeluarkan H2O dalam fasa gas dari dalam bumi. Nah, karena adanya H2O pastinya pas dia udah nyampek ke atas atmosfer (bagian dengan suhu rendah) pastinya dia bakal berubah fasa kan dari gas jadi cair (mengembun). Betul apa nggak nih ? hehe :) Trus dia turun ke bumi, Eits... Tapi karena permukaan bumi pada waktu itu masih puanas pol-polan. Makanya pas belum nyampek di permukaan aja H2O cair tadi udah menguap lagi dan naik lagi ke atas. Proses ini membuat permukaan bumi yang panas jadi lama-lama mendingin. Proses itu tu teruuuuus berlangsung sekitar 1 milyar tahun yang lalu.

Proses itu terus berlangsung, pada waktu itu karena adanya proses perubahan fasa H2O tadi. Makanya pada waktu itu, permukaaan bumi makin mendingin, bumi jadi agak stabil dan atmosfer jadi agak bersih. Karena jadi agak bersih, makanya cahaya matahari bisa masuk ke permukaan bumi dan lanjut pada terjadinya proses yang disebut "Disosiasi fotokemis" apa itu gak jelas ya ? Jadi itu sejenis reaksi kimia gitu deh, ini dia reaksi kimianya :

2H2O + sinar UV > 2H2 + O2
CH4 + 2O2 > CO2 + 2H2O
NH4 + 3O2 > 2N2 + 6H2O

Nah, kalo dilihat dari reaksi di atas makanya kandungan CH4 dan NH4 akan makin mengecil seperti sekarang. Kandungan O2, CO2, dan N2 jadi besar dan merupakan kandungan gas terbanyak saat ini. Gabungan ketiga gas ini akan membentuk lebih dari 95% kandungan atmosfer bumi, dengan rincian N2 sebanyak 78%, O2 sebanyak 21% dan CO2 sebanyak 0,5%. Proses yang satu ini lebih lama dikit sih dari yang tadi yaaa sekitar 2 milyar tahun. Kalo diitung-itung 4,6 milyar dikurangi 1 milyar dikurangi 2 milyar, maka dari itu, lamanya pembentukan atmosfer kita sendiri  sekitar selama 3,6 milyar tahun. Nah, keren bangetkan. Itulah cerita singkat tentang proses terbentuknya atmosfer sehingga komposisinya jadi kayak sekarang.

Oleh karenanya teman-teman, jangan sampai proses pembentukan atmosfer selama 3,6 milyar tahun itu kita rusak dengan tangan kita cuma dalam waktu 1 abad. Ayo selamatkan atmosfer kita dari kerusakan.
Terimakasih dan salam hangat

Author
Andrean Eka Lucianto



Sumber
Penjelasan dosen saat Pelatnas IESO I




Friday, October 22, 2010

Perolehan Medali OSN 2010 !

Selamat untuk teman-teman yang mendapatkan medali pada OSN 2010 di Medan kemarin. Ayo semangat menuju Pelatnas. Harumkan Nama Indonesia di kancah Internasional. Buka lewat link ini ya. silahkan klik :

Perolehan Medali OSN 2010 !

Perjalanan Pelatnas tahap I IESO 2011

Seminggu sudah Pelatnas tahap I IESO 2011 dilaksanakan. Sudah banyak sekali materi geologi terbaru yang kami terima. Bahkan sudah setara dengan mnahasiswa teknik geologi UGM semester 6. Gilee beneer... Pusing, bosen, suntuk, sudah jadi makanan sehari-hari kami di sini.
Tahun ini, peserta Pelatnas I IESO 2011 berjumlah 32 orang. Tapi 4 orang diantaranya tidak memenuhi undangan untuk mengikuti Pelatnas. Sehingga jumlah siswa yang mengikuti Pelatnas sebanyak 28 orang. Mereka adalah :
1. Ajang Rukmayana (Ajang)
2. Anarita Widyaningrum (Anna)
3. Andrean Eka Lucianto (Eka)
4. Syera Afita Ratna (Syera)
5. Sukiato Khurniawan (Suki)
6. Putri Rafika Dewi (Fifi)
7. Ferralda Talitha Amir (Dza)
8. Magfira Abida (Fira)
9. Farizky Hisyam (Farizky)
10. Bintang R. Wananda (Bintang)
11. Ahmad Nurdin (Nurdin)
12. Fenin Rega Randitama (Fenin)
13. Ichwan Sangiaji (Iwan)
14. Irvan Febyanto (Irvan)
15. Muhammad Chandra (Chend)
16. Angela Beladova (Bella)
17. Iqlima Luthfita S. (Ika)
18. Muh. Luthfi (Luthfi)
19. Muh. Reza Ardian (Reza)
20. Arasy Pradana A. Aziz (Aras)
21. Ayip Mukhlis (Ayip)
22. Aan Pambudi (Aan)
23. Safrul Setiawan (Saful)
24. Imam Fajri D. (Fajri)
25. Haikal Muhajir (Haikal)
26. Thomas Teguh W. (Thomas)
27. Ferdinand M. S. (Tupang)
28. M. Destrayuda Trisna (Yuda)
Hari demi hari kami lalui dengan ceria. wkwkwk. Dan penuh semangat. Hari Senin dan selasa tgl 18-19 Oktober 2010 Kami diberikan kuliah mengenai Geologi Dasar. Ya, yang dasar-dasar saja seperti dinamika mantel, plate tectonic, pembahasan lapisan-lapisan bumi. ya kayak gitu2 deh, hehehe^^Pada, hari Rabu paginya kami langsung tes mengenai Geologi Dasar. Walaupun soalnya cuma 5 butir soal, tapi untuk menjawabnya dibutuhkan 3 halaman folio. hehe^^. Setelah Tes pertama mengenai Geologi Dasar selesai, pembinaanpun berlanjut. Dengan pembahasan mengenai Kristalografi dan mineralogi. (Nanti kapan2 saya posting)^^. Semuanya materi baru. Tidak pernah saya pelajari untuk OSN. Kata pak dosennya, Bpk. Dr. Arifudin, materi yg diberikan kepada kami itu adalah materi Kuliah Mahasiswa Teknik Geologi UGM semester 6, (Yah, udah hampir lulus kali ya) hehe^^. Ini ni fotoku ma pak dosen.
Perjalan terus berlanjut, nah di hari Kamis dan Jumat kami dibawa ke laboratorium Bahan Galian di UGM isinya batuan dan mineral terpajang di sekeliling kami. Bagus. Hehe^^. Di tempat ini kami diberikan tugas untuk mengenal sebanyak mungkin mineral, menidentifikasinya dan pada akhirnya nanti akan membuat kami dapat mendeskripsi mineral dengan baik saat bertanding nanti. Melelahkan memang tapi ya itulah yang haru kami lalui. 
Hari Sabtu, 23 Oktober 2010 kami libur, nggak ada kuliah untuk mempersiapkan hari esok, karena esok kami akan melakukan field trip mau tahu gimana asyiknya field trip ?
Nah, setelah kemarin penasaran gimana asyiknya field trip kita, sekarang saatnya kalian semua tahu apa aja sih yang dikerjain ma nak pelatnas I IESO 2011 saat kita lagi field trip. Horeee..... teriakan kami yang seakan tak sabar akan melakukan Field trip pertama kami,  rencananya memiliki 4 buah spot  pengamatan mengenai mineral dan kristal, antara lain :
1. Daerah Nanggulan
2. Ds. Wipopo, Plampang
3. Daerah Purworejo
4. Pantai Glagah, DIY
Tapi sayangnya, hari ini turun hujan maka dari itu hanya tiga spot pengamatan yang jadi kami datangi. Sebelum berangkat pastinya, ada brifing dululah. Betul gak? Intinya penjelasan secara umum gitu deh, hehe^^. Di tepi kolam renang, pukul 07:30 tepat kak Gilang and friends udah bersiap untuk memandu dan mendampingi, anak2 pelatnas kebumian yang gak bisa diem semua.^^.
Setelah itu, kami naik ke bus. Kelompok 1, 2, dan 3 di bus I dan kelompok 4 dan 5 di bus II. Aku ada di kelompok II, bersama syera, chen, bintang ama syafrul, didampingi Kak Gilang ama Kak Vivi. Brum... brum.... bus pun melaju ke spot pengamatan pertama.
Sekitar 25 menit, akhirnya kami sampai di suatu jembatan, di samping patung sapi, daerah ini bernama Nanggulan. Jujur, saya juga belum pernah ke sini. Tempatnya lumayan bagus, pemandangannya indah. Di sebelah barat, dapat kita lihat puncak-puncak perbukitan yang menjulang tinggi, di sebelah Timur kita bisa melihat dataran rendah yang oke bgt deh. Pertama kami turun kami langsung bergegas menebak,"Eh, amu ngapain ya kita di sini ?".^^ Namanya Pelatnas pasti punya banyak banget kejutan. Di tempat ini, kami diberikan tugas ama kakak-kakak asisten, untuk mengumpulkan sebanyak mungkin monomineral, di endapan lempung di sekitar aliran sungai. Parahnya, tempat kami mengais mineral ini, ternyata udah ditanami sama penduduk sekitar. Hehe^^"Maaf ya pak, tadi tanamannya kami injak sebagian" Monomineral yang harus kami temukan adalah Milky quartz, gypsum, hematite dan limonite. Nggak nyangka juga sih, ditempat yang tak terduga seperti itu, ada banyak monomineral yang berserakan, untuk minta diteliti oleh tangan-tangan kecil kami. Alhamdulillah saya mendapatkan keempat mineral pokok di atas. hehe^^

Setelah mendapatkan mineral tersebut, kami diberikan tugas berikutnya yaitu untuk mengidentifikasi mineral-mineral tersebut. Apa aja sih, warna, cerat, belahan, pecahan, kilap, ketembusan cahaya, kemagnetan, sifat dalam, struktur/bentuk, sistem kristal, kelompok mineral menurut sifat kimianya. Yah, kayaknya identifikasi mineral emang udah jadi makanan anak pelatnas kebumian sehari-hari, kali ya.hehe^^



Habis itu, kami berangkat menuju ke post pengamatan II di Ds. Wipopo, Plampang. Di sini, baguuuuus bgt viewnya. Kalo aku bilang sih, daerah yang bener-bener namanya hutan ya kayak gini nih. Asri, lembab, pohonnya gedhe-gedhe banget. Wuiz pokoknya keren kuadrat deh... hehe^^. Tugas kami di sini adalah mengamati urat Calcite pada batuan Andesite pada tubuh sungai, selain itu, juga dapat ditemukan endapan pirit, dan hornblende di tempat ini. Ya, namanya juga field trip untuk mengenal mineral ya jadinya ketemunya ama mineral terus deh. Hehe^^. Sungainya jangan ditanya, kereeeeeen abiez. (lebay) kalo diumpamain kayak sungai yg difoto ama kameramennya National Geographic gitu deh. Di sini kami turun ke dalam tubuh sungai yang airnya lumayan deras sih, tapi hal tersebut nggak menghalangi semangat kami untuk belajar-belajar-belajar mengenai mineral-mineral di sungai itu. Setelah dilihat, diraba dan diteliti. "Joosshhh.." itulah suara calcite yang ditetesi ama tetesan HCl. Bagus... serempak kami berteriak "Yeeeeyeeee.."^^ Kami bersorak gembira karena terbukti bahwa mineral di depan kami itu emang calcite. Habis itu, "Thok... thok..." suara palu geologi yang sedang diayun, untuk melakukan sampling untuk kami bawa pulang. Oleh-oleh koq bukan makanan/cenderamata... Eh, malah bawa batu. Hehe^^ Seperti biasa, deskripsi mineral nggak ketinggalan untuk dilakukan. Di sini hujan memang menjadi halangan untuk belajar. Maka dari itu, kami segera bergegas untuk beristirahat dan makan siang di Sekolah Dasar dekat spot pengamatan itu.

Tanpa membuang-buang waktu kami langsung meluncur menuju ke Pantai Glagak, pantai ini wuiihhh.... anginnya kuenceng bgtz.^^ Di pantai ini akan kita temui bersama sebuah laguna yang dibatasi oleh material endapan berupa mineral olivine, piroxene, hematite, hornblende, plagioclase, quartz, halite dan masih banyak lagi yang lainnya. Semuanya dalam ukuran setara dengan pasir, maka dari itu untuk mengamatinya kami harus menggunakan alat bantu berupa lup. Kelompokku mendapatkan semua mineral pokok yang harus didapatkan. Alhamdulillah. Belajar dengan ceria, itulah kami anak pelatnas tahap I IESO 2011, ya kami cuma bisa berusaha sebaik mungkin untuk belajar>belajar>dan belajar. Berpikir, memutar otak dan berusaha membayangkan bagaimana suatu fenomena alam dapat terjadi. Oh iya besok ada tes II tentang Kris-Min. Gimana ya soal2nya ? Susah kah ? Mudah kah ? Tunggu besok ya...^^

Hehe ternyata soal Kris-min pelatnas I IESO 2011 itu, susah-susah. hehe^^ banyak soal simpel yang justru menjebak. Mendingan nggak usah bahas soal tes aja ya.... bikin stress aja. Nah, habis tes yang memusingkan itu, kami langsung diberikan kuliah lagi, tentang Mineral Optik. Wah, ini ni... Yakin bagi temen-temen yang belum terlalu ngerti mineral pasti nggak ngerti. Yang kedua kudu ngerti dan mudeng ama pelajaran fisika tentang cahaya. Itu, kudu ngerti di luar kepala. Soalnya, kenampakan satu mineral yang sama tapi beda butirnya, bakal beda kenampakannya. Beda bgt deh.... Semangat aja kalo belajar mineral optik.
Hari ini, Rabu 27 Oktober 2010 kami mendapatkan kesempatan untuk belajar batuan sedimen di laboratorium bahan galian Universitas Gadjah Mada. Mungkin, anak-anak ampe udah bosen kali ya masuk ke lab. yang satu ini. hehe^^ Yang pasti di sini kami diberikan tugas untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin berbagai jenis batuan sedimen di laboratorium itu. Identifikasi lagi, identifikasi lagi... Ya itulah pekerjaan kami sehari-hari... hehe^^
sampai ketemu besok
Wah udah lama ya gak nglanjutin posting di blog-ku tercinta ini... haha
Maaf, ini semua karena jadwal Pelatnas yang bikin pusing tujuh keliling.. hehe^^. Nah, kemarin baru aja diadain Tes ke3, mengenai petrografi batuan beku, sedimen dan metamorf ditambah lagi ma materi mineralogi optik. "Sumpah, soalnya bikin mau nangis.... Ssuuuusaaaahhhh....." banyak materi yang gak diajari dikeluarin, banyak yang terlalu hapalan, dan banyak yang simple saking simplenya akhirnya gak dibaca.Ya mungkin karena kurang baca kali ya...hehe^^
Aku pengen cerita nih. hari ini, hari Sabtu, 6 November 2010 kami anak2 pelatnas dibawa trip kedua kami ke Bayat. Tujuan trip ini adalah untuk balajar tentang petrologi. Maka dari itu ada 4 buah stop set yang kami lalui. Capek sih tapi asyik bgt.^^ Jadi tempat yang kami tuju adalah di daerah Bayat, Klaten, Jawa Tengah. Pemandangannya baguuuus bgt. Pertama kami dibawa untuk mengamati singkapan batuan Beku berupa Dasit, kedua kami dibawa mengamati batuan Metamorf yaitu schist mika, marble dan kuarsit, (lengkapkan^^) dan yang terakhir.... Ini dia yang paling kereeen banget. Di sini kami menemukan singkapan raksasa yang diameternya nih lebih dari 50 meter. Sungguh mengagumkan deh pokoknya. Haha xD.

Tak terasa seluruh rangkaian Pelatnas tahap I udah hampir selesai. Sudah 28 hari sudah kami bersama-sama untuk belajar dan mendalami ilmu Kebumian kami. Besok adalah hari terakhir pertemuan kami yang akan kembali kami isi dengan field trip. Seluruh perjalanan tes sudah selesai terlewati. Tinggal besok dan Tes Komprehensif yang akan kami lalui. Ya semoga saja semua berjalan dengan lancar dan tanpa hambatan hingga akhir nanti.

Setelah perjalanan panjang yang telah kami lalui bersama. Kata pepatah "ada pertemuan pasti ada perpisahan" akhirnya kami sudah berada di penghujung pelatnas tahap 1 dengan segala kenangan dalam hati kami masing-masing. Semoga kita dapat bertemu lagi kawan-kawan.^^
SALAM HANGAT
-ek.ka-
Friday, September 24, 2010

Evolusi, Apakah Benar Adanya ?

Sebelum saya memulai tulisan saya ini mungkin ada baiknya saya mencantumkan pandangan saya mengenai teori EVOLUSI sejauh saya tahu.
TEORI EVOLUSI
Jujur saya juga belum begitu paham dengan teori ini, karena masih begitu banyak neragu-raguan yang ada di dalamnya. Dari buku yang telah saya baca berjudul 'Evolusi' karangan Ernst Mayr. Bahasan evolusi secara singkat adalah sebagai berikut:
dalam pandangan Charles Darwin,evolusi didasarkan kepada 'Evolusi Variasional' yang lebih menekankan pada cara berpikir tentang evolusi dalam Populasi. Suatu populasi atau spesies berubah melalui pembuatan variasi genetis baru secara teru-menerus dan penyisihan sebagian besar anggota populasi yang kurang berhasil. Jadi evolusi tidak mengharapkan 'SATU' bentuk yang paling sempurna tapi evolusi hanya menyaring sifat-sifat yang sesuai dengan keadaan alam pada waktu itu dalam suatu populasi.

Dalam bukunya "The origin of spesies" Darwin membeberkan lima buah Teori Utama Darwin yaitu:
1. Tidak konstannya spesies.(teori evolusi dasar)
2. Penurunan segala organisme dari satu leluhur yang sama.(evolusi bercabang)
3. Evolusi gradual(perubahan secara terus-menerus, tidak saltasi, tidak melompat-lompat)
4. Bertambahnya spesies.(asal usul keragaman)
5. Proses seleksi alam.

Nah, dalam bahasan ini kita akan membahas mengenai kelebihan dan kekurangan masing-masing gagasan yg diajukan darwin pada waktu itu.
  1. Teori pertama menyebutkan bahwa jenis-jenis spesies di Bumi ini tidaklah konstan dan selalu mengalami perubahan. Hal ini sebenarnya telah didukung oleh masyarakat ilmu pengetahuan berdasarkan bukti fosil yang belakangan ini ditemukan di berbagai tempat. Contoh pastinya adalah ditemukannya fosil kuda yang telihat berbeda dan seperti mengalami perubahan/perkembangan dari bentuk yang sederhana sampai menjadi seperti sekarang.
  2. Teori milik Darwin yang kedua adalah teori mengenai kesamaan leluhur seluruh makhluk hidup. Jadi dapat disimpulkan bahwa leluhur kita adalah sebuah sel yang 'tak sengaja ' muncul di awal Jaman Kambrium(jaman awal kehidupan di Bumi).
  3. Mulai teori ketiga inilah para ahli saling bertentangan mengenai kebenarannya. Evolusi gradual menyebutkan bahwa evolusi itu terjadi secara terus-menerus tanpa ada putus-putusnya. Sebenarnya, dalam penulisan "The Origin of Spesies" Darwin sendiri juga ragu kenapa hal ini bisa terjadi. Keanehan ini sebenarnya terjadi karena tidak diketemukannya fosil-fosil perantara antara satu spesies ke spesies lain. Jika Evolusi gradual memang terjadi sudah seharunya akan ditemukan lebih banyak fosil perantara dibanding fosil masing-masing spesies sendiri. Tapi sampai sekarang fosil perantara belum juga ditemukan. Dalam bukunya Darwin menyebutkan, hal ini dapat terjadi karena ilmu pengetahuan tentang paleontologi(kehidupan masa lalu masih cetek) sehingga belum bisa menemukan fosil-fosil perantara tersebut, bahkan ia sampai berharap semoga dikemudian hari fosil perantara itu ditemukan. Tapi hasilnya sampai sekarang NIHIL. Ironinya, banyak para pendukung Darwin yang membuat kiasan fosil palsu, hanya dari potongan gigi manusia purba/tulang paha/tulang rusuk dsb.
  4. Jadi karena adanya adaptasi yang terlaksana secara terus-menerus maka mendorong 'SPESIASI' yaitu munculnya spesies yang baru. Teori yang satu ini juga menimbulkan pertanyaan baru dikalangan ahli genetik. Pertanyaannya, apakah hasil adaptasi makhluk hidup terhadap lingkungan dapat diturunkan begitu saja kepada keturunannya. Jawabannya jelas tidak. Mari lihat sekitar kita, jika seorang kulit putih berpindah tempat tinggal ke daerah tropis. Lalu kulitnya menghitam karena adaptasi dengan lingkungan dan melahirkan anaknya di daerah tropis apakah warna kulit keturunannya? Jawabannya adalah ia akan berkulit putih. Mengapa ? Karena dalam pewarisan sifat bukan Fenotip(sifat yg terlihat) yang akan diwariskan tapi kode-kode Genotip dalam sense yang akan diwariskan.
  5. Seleksi alam sebenarnya memiliki arti bahwa keadaaan lingkungan memiliki pengaruh yang besar terhadap adaptasi spesies dalam populasi sehingga mereka dapat berubah dalam hal morfologi tubuh mereka. Kembali lagi, teori ini juga penuh teka-teki. Apakah kita benar bisa merubah morfologi tubuh kita sendiri ? Lalu apakah jika sudah berubah, perubahan itu nanti akan berlanjut pada keturunan kita ?

Itulah sedikit dari teori Evolusi yang saya cuplik dari buku karangan Prof. Ernst Mayr. Jujur setelah saya membacanya satukali bukannya saya semakin mengerti dengan Evolusi tapi malah membuat saya semakin bingung dibuatnya. Mungkin karena buku itu hasil terjemahan sehingga sulit untuk dipahami atau apa. Tapi saya merekomendasikan buku itu untuk dibaca jika pembaca sekalian mau mengerti Evolusi langsung dari ahlinya yang telah mengorbankan seluruh hidupnya untuk meneliti tentang Evolusi.

Author
Andrean Eka Lucianto


Materi apa yang paling kalian tunggu-tunggu dari Blog ini ?