Nah, inilah dia jawabannya...
Yang namanya nak Olimpiade Kebumian, pastinya udah tahu ya siklus Hidrologi seperti di atas, ada baiknya saya mulai penjelasan saya ini dengan mengulas sedikit tentang gambar di atas. Gambar di atas sebenernya adalah urutan daur Hidrologi. Daur/Siklus Hidrologi adalah urut-urutan perjalanan air di muka Bumi. Adanya siklus Hidrologi, membuat banyaknya cadangan air di muka bumi ini "Tetap" artinya tidak bertambah ataupun tidak berkurang.
Jadi mulanya air yang ada di permukaan bumi itu mengalami penguapan. Penguapan dibagi menjadi dua macam yaitu Evaporasi (Penguapan dari benda mati,contohnya: Laut,sungai,air di atas batu dsb). Dan Transpirasi (Penguapan dari benda hidup,contohnya: hasil respirasi tumbuhan,air di atas daun,batang dsb). Ada juga nih campuran kedua2nya yaitu Evapotranspirasi. Nah, setelah penguapan udah pasti si uap bakal naik ke atas kan... Di atas sana akan terjadi Adveksi (Proses dimana uap air yang sudah ada di atas tadi mengumpul dan bergerak secara horizontal karena adanya pengaruh angin). Selanjutnya saat uap air telah melewati suhu titik embun maka terjadi proses Kondensasi (Proses perubahan fasa/fisik dari uap air menjadi air dalam bentuk titik-titik air yang cair). Titik air inilah yang akan membuat Presipitasi (Proses turunnya curahan hasil kondensasi, dapat berupa hujan air atau es). Saat hujan mengguyur permukaan tanah maka akan ada Run off / Surface flow (Proses mengalirnya air di atas permukaan tanah, contoh : Sungai). Selain ada air yang mengalir di permukaan, ada juga air yang meresap dari permukaan ke dalam tanah secara vertikal disebut Infiltrasi. Lalu, akan ada Perkolasi (Proses mengalirnya air tanah dalam secara horizontal, proses ini terjadi jika air yang mengalami infiltrasi telah meresap hingga lapisan impermeable, sehingga tidak bisa lagi meresap dan akhirnya akan mengalir secara horizontal di dalam tanah, membentuk aliran air tanah dalam).
Lalu banyak orang bertanya demikian, Mengapa ada daerah yang semula nggak pernah banjir tapi sekarang banjir ? Ada juga daerah yang dulunya selalu subur eh, sekarang malah jadi kering kerontang ? Bukankah itu berarti airnya berubah jumlahnya ?
Itu adalah anggapan yang salah, Mengapa ? Karena jika kita lihat dari siklus hidrologi seperti di atas maka jumlah air tidak akan berkurang. Jadi kesimpulannya, bukan airnya yang berkurang jumlahnya tapi karena adanya perubahan dalam siklus hidrologi dalam segi tempat. Ehm, jadi gini contohnya yang biasanya di Bogor banyak hujan eh, suatu saat karena anomali siklus akhirnya tempat terjadinya kondensasi berubah tempat, maka Bogor akan kekeringan kan. Nah, jadi seperti itu. Mengerti ?