Anak olimpiade kebumian pasti tahu kan apa yang namanya "Bowen Reaction Series" atau sering kita sebut deret reaksi bowen. Kenapa ? karena reaksi Bowen-lah dasar dari pembelajaran tentang proses pembentukan mineral, khususnya mineral pada betuan beku. Sebelumnya, marilah kita mengenal siapa penemu dari deret reaksi itu, terlebih dahulu, Bowen adalah ilmuan yang melakukan riset mengenai proses terbentuknya mineral di dalam bumi. Riset yang dia lakukan adalah dengan mengambil sampel magma cair, lalu dia memasukkannya ke dalam sebuah alat (sejenis oven) yang gak jelas. Intinya alat ini akan memberikan tekanan dan suhu yang dianggap hampir sama dengan keadaan di dalam Bumi. Nah, seiring waktu berlalu alat itu, akan memperkecil besa tekanan dan suhu yang diberikannya, analoginya seperti magma yang sedang berjalan ke luar permukaan bumi. Ternyata magma itu, mulai membeku dan terus berubah membentuk suatu urutan mineral, mulai dari olivin, anortite menuju ke Quartz (kuarsa). Kalo mau lebih jelasnya ini dia urutan sederhananya.
Tambahan untuk deret sebelah kanan urutan mineralnya adalah sebagai berikut : Anortite > Bitownite > Labradorite > Andesin > Oligoklas > Albite. Kenapa perubahan pada deret yang kanan sering nggak ditulis pada skema2 reaksi bowen pada umumnya? Karena reaksi di sebelah kanan ini bersifat "Continous Series" yang artinya perubahan mineralnya itu menerus. Alias nggak terputus-putus. Oleh karenanya, mineral-mineral di sebelah kanan jarang ditemukan di alam. Beda, ama reaksi yang di sebelah kiri, yang diberinama "Discontinous Series" Karena reaksinya nggak menerus dan terputus-putus, alhasil mineral-mineral di reaksi sebelah kiri lebih umum dijumpai pada batuan beku.
Sebenarnya apa aja sih yang bisa kita dapetin dari reaksi bowen ini.... Banyaaaaak bgt...
- Urutan mineral dari yang terbentuk pada temperatur tinggi sampai rendah. Urutannya adalah dari atas ke bawah.
- Urutan mineral dari yang paling resisten sampai ke mineral yang mudah lapuk. Urutannya adalah dari bawah ke atas.
- Urutan mineral dari yang kandungan silikatnya paling banyak. Urutannya dari bawah ke atas. Kenapa hal ini dapat terjadi ? Nah, mari kita lirik dari genesa pembentukan magma. Pada awal pembentukan magma, magma bersifat basa bukan ? Karena mineral yang bersifat basa akan membeku pada suhu yang tinggi maka mineral-mineral basa akan terlebih dahulu mengalami pembekuan. Makin lama, makin asam kan. Maka dari itu, mineral yang terbentuk memiliki kandungan SiO2 yang melimpah.
- Sesuai tabel reaksi bowen di atas kita bisa tahu kandungan makro dan mikro masing-masing batuan beku, diantaranya :
- Granite dan Rhyolite
- Makro : Quartz, Plagioklas, dan Orthoklas
- Mikro : Muskovite, Biotite
- Diorite dan Andesite
- Makro : Amphibole, Plagioklas dan Orthoklas
- Mikro : Biotite, Piroxene
- Gabbro dan Basalt
- Makro : Piroxene, Plagioklas dan Orthoklas
- Mikro : Olivin, Amphibole
- Peridotite dan Kimberlite
- Makro : Olivin dan Piroxene
- Mikro : Ca-Plagioklas (Anortite,Bitownite)
- Urutan mineral dari yang terbentuk pada kedalaman yang dangkal hingga dalam. Urutannya adalah dari bawah ke atas. Sesuai genesa terbentuknya magma.
Terus sebenernya ini cuma mau bagi-bagi metode shortcut gimana cara buat deskripsi batuan beku dengan mudah :
- Apalin dulu mineral-mineral yang ada di deret bowen ampe di luar kepala.
- Terus apalin sifat fisik masing-masing mineral sesuai tempatnya di deret bowen. Bayangkan deret bowen dan gabungkan dengan hapalan sifat fisik mineral.
- Nah, hal2 yang penting untuk mengamati mineral dalam deskripsi batuan beku adalah warna, kilap, bentuk, (ketiga ini wajib), belahan, pecahan, dan sifat dalam(hanya sunah).
Sumber
Pelatnas I IESO 2010
Author
makasih infonya....
ReplyDelete