Pages

Terimakasih atas kunjungannya

Sunday, March 16, 2014

Proses Pembentukan Samudra / Lautan di Bumi

Kita ketahui bersama bahwa 2/3 dari keseluruhan luas permukaan bumi adalah berupa lautan. Baru 1/3 luas permukaan bumi yang berupa daratan. Bagaimana terdapat massa air sebesar ini di suatu planet unik, sehingga mendapat julukan "Planet Biru" ini ? Bagaimana bisa terbentuk cekungan dan tinggian di permukaan bumi ?
Lautan Bumi Terlihat dari Angkasa
Sumber Gambar : http://media.viva.co.id/thumbs2/2013/02/25/194072_citra-bumi-dari-luar-angkasa_663_382.jpg

Membicarakan tentang asal-usul samudera atau laut tidak dapat dilepaskan dari membicarakan tentang asal-usul bumi. Sementara itu, membicarakan asal-usul bumi tidak dapat dilepaskan dari membicarakan tentang asal-usul sistem tatasurya. Kita tidak tahu secara tepat bagaimana awal pembentukan sistem tatasurya, tetapi secara garis besar kita dapat mengetahuinya berdasarkan bukti-bukti yang diperoleh oleh para ahli astronomi, pengetahuan kita tentang sistem tatasurya, dan hukum-hukum fisika dan kimia. Selanjutnya, tentang sejarah bumi, secara garis besar dapat kita ketahui dari bukti-bukti geologis dan teori-teori yang berlaku.
Proses Terbentuknya Tata Surya
Sumber Gambar : https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjevMwfr_2vis8aHR8QtIN9Aaw-CEUU8YJZw1G7fVYh5Sh7cnbH7Om_nCX3jogQ44mUOG1EWZoM-Ax-oopTCch9CcdcSsj41-p-suKi3aaDYBoFEpmIceQPkrEeSJnP9R03lByohUY9EjZM/s1600/1705052.jpg

Pertanyaan mengenai, Bagaimana proses terbentuknya cekungan dan tinggian di permukaan bumi ? Dapat terjawab dengan penjelasan tentang Teori Lempeng Tektonik. Silahkan cek tentang teori lempeng tektonik di link berikut : Tektonik Lempeng.

Teori tektonik lempeng terjadi karena sifat dari kerak bumi, sebagai lapisan paling luar adalah padat dan keras, sedangkan lapisan dibawahnya yaitu astenosfer, memiliki sifat yang kental dan liat. Karena sifat astenosfer yang kental dan liat, dan adanya suhu yang panas dari lapisan yang lebih dalam, maka terjadi perpindahan panas konveksi, yang mengakibatkan pergerakan astenosfer (seperti pergerakan air yang sedang dididihkan). Sehingga, kerak bumi di atasnya menjadi terpecah-pecah, kemudian membentuk lempeng.

Pada kira-kira 3 Ga (giga anum) terbentuk ratusan mikrokontien dan busur kepulauan yang disebut Ur, yang antara lain terdiri dari apa yang kita kenal sekarang sebagai Afrika, India, Australia, dan Antartika.
Pada sekitar 1,2 Ga yang lalu, fragmen-fragmen kerak benua berkumpul menjadi satu membentuk satu superkontinen yang disebut Rodinia melalui gerak tektonik lempeng. Kata “Rodinia” berasal dari bahasa Rusia yang berarti “homeland” atau “daratan asal” (Burke Museum of Natural History and Culture, 2004). Superkontinen Rodinia dikelilingi oleh samudera tunggal yang disebut Pan-Rodinia Mirovoi Ocean (vide, Cawood, 2005).

Pada 830 Ma, Superkontinen Rodinia terbelah menjadi Gondwana Barat dan Gondwana Timur. Peristiwa ini menghasilkan Samudera Mirovoi, Mozambique, dan Pasifik. Kemudian pada 630 Ma, pecahan kontinen tersebut berkumpul kembali dan membentuk Superkontinen Gondwana atau Pannotia. Pembentukan superkontiken ini melibatkan penutupan Samudera Adamastor, Brazilide, dan Mozambique. Pada 530 Ma, Superkontinen Gondwana terbelah menjadi Lauresia (inti benua yang sekarang disebut Amerika Utara), Baltika (Eropa Utara), Siberia, dan Gondwana. Peristiwa ini menyebabkan terbukanya Samudera Pasifik dan Iapetus di sisi barat dan timur Laurensia, dan menutup Samudera Mirovoi atau Mozambique. Pada kira-kira 300 Ma, pecahan-pecahan superkontinen itu berkumpul kembali dan membentuk superkontinen yang ke-tiga yang disebut dengan Pangea (Cawood, 2005). Pembentukan Superkontinen Pangea ini terjadi melalui penutupan samudera dan pembentukan pegunungan Gondwana, Laurussia dan Siberia, serta penyelesaian pembentuka Pegunungan Altai.

Akhirnya, pada sekitar 200-150 Ma, Superkontinen Pangea terbelah membentuk konfigurasi benua dan samudera seperti yang sekarang. Terbelahnya superkontinen ini menyebabkan lahirnya Samudera Atlantik, Antartika dan Hindia, serta penyempitnya Samudera Pasifik; pembentukan Pegunungan Himalaya dan Kepulauan Indonesia.
Arus Konveksi yang Menyebabakan Pergerakan Lempeng
Sumber Gambar : http://syaifulmangantjo.files.wordpress.com/2011/11/arus-konveksi.jpg

Lalu setelah terbentuk cekungan dan tinggian, Bagaimana bisa terdapat massa air yang begitu besar untuk mengisinya ? 
Salahsatu alasannya adalah adanya proses hujan terus menerus yang terjadi di atmosfer, di masa awal terbentuknya atmosfer bumi. Artikel lengkapnya di sini : Proses Terbentuknya Atmosfer.
Sumber gambar : http://id.swewe.com/upimage/1c/ba/1cba5db5be50db78b393037dc05552d7.jpg

Hujan secara terus-menerus tersebut terjadi karena adanya proses Out Gassing, dari dalam bumi, yang salahsatunya mengeluarkan H2O dalam fasa gas. Proses ini, juga menyebabkan suhu permukaan bumi, semakin menurun. Penurunan suhu permukaan bumi ini, berimplikasi adanya fenomena dimana air tidak lagi berada pada fasa gas, tapi dalam fasa cair dengan suhu permukaan bumi seperti sekarang. Oleh karena itu, air dalam fasa cair ini mengisi cekungan-cekungan di permukaan bumi, sehingga terbentuklah samudera / lautan yang luas.
Sumber Gambar : http://devitasarix2.files.wordpress.com/2013/04/hadean.jpg

Selain, dari proses out gassing, terdapat hipotesis bahwa kandungan air yang besar di Bumi juga berasal dari luar angkasa. Seperti yang kita tahu bahwa terdapat benda-benda antariksa yang memiliki kandungan yang besar. Di awal pembentukan bumi, terdapat kemungkinan, benda-benda langit tersebut jatuh ke bumi, sehingga menambah kadar H2O dalam bumi.

Author
Andrean Eka Lucianto

Sumber :
http://www.crayonpedia.org/mw/BAB.8_BENTUK_PERMUKAAN_BUMI
http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Bumi
Materi Pembekalan IESO Indonesia


2 comments:

berkomentarlah dengan sopan