Pages

Terimakasih atas kunjungannya

Friday, March 14, 2014

Pengamatan Pergerakan Lempeng dengan Geodesi

Peta Pergerakan Lempeng Tektonik Global
Pembaca sekalian sering melihat pemberitaan media, bahwa lempeng tektonik telah terjadi pergerakan sekitar beberapa milimeter per tahun ke suatu arah, seperti yang terlihat pada Peta Pergerakan Lempeng Tektonik di atas. Tahukah ? Bahwa sebenarnya bidang keilmuan yang benar-benar dapat memberitahukan berapa pergerakan lempeng tersebut adalah keilmuan Geodesi. Geodesi merupakan keilmuan yang berkutat pada penentuan posisi, baik di permukaan, di dalam, maupun di atas permukaan bumi. GPS merupakan salahsatu teknologi yang memanfaatkan keilmuan Geodesi di dalamnya, sehingga kita sebagai pengguna dapat mendapatkan informasi posisi koordinat.

Peta Beberapa Gempa yang Pernah Terjadi di Selatan Sumatera
Sumber Gambar : https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3H3ZjBKFdCoOcc10pzcnpW9I_rdIm_cuK_wwbfjqg7z2RewzoNk9IhdoyxPf9FvxNbNRo49VxdynThSEdOGePsaHkxQF4oOWmipSbvOHk1NxTQgzVvj644PZbn-vuCX5D8LCwaGDVVp8/s1600/jurnal19.jpg

Terjadinya gempa bumi, selalu diikuti dengan deformasi secara signifikan atas suatu lempeng tektonik. Dengan memanfaatkan teknologi pemantauan deformasi, kita dapat meng-kuantifikasi besarnya pergerakan yang terjadi pada lempeng tersebut.
Untuk dapat melakukan pemantauan deformasi dapat dilakukan dengan beberapa metode, di antaranya :

Metode Pemantauan Deformasi Klasik
Pemantauan Deformasi dengan metode Levelling.

Pemantauan Deformasi Levelling di Iceland 
Sumber Gambar : http://www.ollerhead.ca/wp-content/uploads/2012/11/Diavik-Levelling-225x300.jpg

Mekanisme Pengukuran Beda Tinggi dengan levelling
Sumber Gambar : http://img.tfd.com/ggse/19/gsed_0001_0017_0_img4397.png

Pemantauan deformasi dengan metode levelling, memanfaatkan teknologi optik menggunakan waterpass dan rambu ukur untuk melaksanakan pengukuran beda tinggi antara 2 titik. Dengan demikian saat pengamat melakukan pengukuran levelling dikemudian hari, pengamat tersebut akan dapat memperoleh besarnya deformasi yang terjadi antara kedua titik, dengan membandingkan data hasil ukuran saat ini, dengan sebelumnya. Pengamatan levelling akan efektif untuk deformasi vertikal, karena memang yang diamati adalah beda tinggi.

Pemantauan Deformasi dengan Pengamatan Pasang-Surut
Pemantauan Deformasi dengan Tide gauce dan Acoustic Tidal Measured
Sumber Gambar : http://www.testindo.com/asset/tinymcpuk/gambar/Image/Pengamatan_pasang_surut.jpg

Pemantauan deformasi dengan metode pengamatan pasang-surut. Metode ini akan melakukan pengmatan pasang-surut sepanjang waktu. Kemudian dari hasil pengamatan tersebut, pengamat memasukkan koreksi tinggi dinamika pasang-surut dari pemodelan, koreksi tinggi gelombang pantai, dan koreksi kecenderungan kenaikan muka air laut. Sehingga sisanya jika terdapat kenaikan ataupun penurunan muka air laut, diinterpretasi menjadi penurunan daratan tempat alat pengukur diletakkan terhadap permukaan air laut yang dianggap tenang.

Pemantauan Deformasi dengan Water-tube Tiltmeter

Sumber Gambar : http://img.youtube.com/vi/kc_T4buG2gE/0.jpg | http://wpcontent.answcdn.com/wikipedia/commons/thumb/1/16/Tiltmeter_on_Mauna_Loa.jpg/220px-Tiltmeter_on_Mauna_Loa.jpg

Pemantauan deformasi dengan teknologi Water-tube Tiltmeter, dilakukan dengan memanfaatkan datarnya permukaan air yang ada, sehingga saat pemasangan harus dipastikan bahwa permukaan air peralatan ini dalam keadaan datar. Di masa depan, saat permukaan air di dalam tiltmeter tidak datar, maka salahsatu faktor yang dapat mengakibatkan hal tersebut adalah adanya deformasi.

Pemantauan Deformasi dengan Strainmeter

Sumber Gambar : http://www.nature.com/nature/journal/v399/n6732/images/399104ab.eps.0.gif

Pemantauan deformasi dengan teknologi Strainmeter, dilakukan dengan melakukan pengukuran dari perubahan jarak antara dua titik, baik menggunakan bagian padat dari material (lebih dari jarak pendek) atau laser interferometer (lebih dari jarak jauh, hingga beberapa ratus meter).

Metode Pemantauan Deformasi Modern

Kemajuan teknologi, mengantar kepada kemajuan pula di bidang pemantauan deformasi, khususnya untuk beberapa metode pemantauan deformasi, berikut ini :

Pemantauan Deformasi dengan GNSS

Sumber Gambar : http://upload.wikimedia.org/wikipedia/en/e/e4/Jiangyin_Bridge.JPG

Receiver GNSS dapat diletakkan di suatu titik di tanah, kemudian dilakukan pengukuran koordinat. Di masa depan, receiver GNSS diletakkan harus diletakkan di titik yang sama. Jika terdapat perbedaan, salahsatu faktor yang dapat menyebabkannya adalah deformasi.

Sumber Gambar : http://zopfan41.files.wordpress.com/2009/11/958-gps-method.jpg

Pemantauan Deformasi dengan InSAR
Sumber Gambar : http://bloggerdigest.files.wordpress.com/2009/07/insar_schematic_diagram_hr.jpg

Pemantauan inSAR mengukur koordinat di suatu wilayah. Di masa depan, pemantauan inSAR dilakukan di area yang sama. Jika terdapat perbedaan, salahsatu faktor yang dapat menyebabkannya adalah deformasi.

Pemantauan Deformasi dengan Satelit Altimetry
Sumber Gambar : http://earth.eo.esa.int/brat/images/alti/principle/methode_en.jpg

Satelit Altimetry dapat mengukur ketinggian di suatu wilayah. Satelit Altimetri diperlengkapi dengan pemancar pulsa radar (transmiter), penerima pulsa radar yang sensitif (receiver), serta jam berakurasi tinggi. Pada sistem ini, altimeter radar yang dibawa oleh satelit memancarkan pulsa-pulsa gelombang elektromagnetik (radar) kepermukaan laut.  Pulsa-pulsa tersebut dipantulkan balik oleh permukaan laut dan diterima kembali oleh satelit. Sehingga diperoleh nilai, ketinggian suatu wilayah.
Di masa depan, pengukuran ketinggian dengan satelit Altimetry dapat dilakukan di area yang sama. Jika terdapat perbedaan, salahsatu faktor yang dapat menyebabkannya adalah deformasi. Metode ini sangat cocok untuk deformasi secara vertikal, karena pengukuran yang dilakukan adalah pengukuran beda tinggi.

Author
Andrean Eka Lucianto

Sumber :
http://geodesy.gd.itb.ac.id/kkgd/?page_id=500
http://en.wikipedia.org/wiki/Strainmeter
http://en.wikipedia.org/wiki/Levelling


1 comment:

  1. Jika diketahui jarak antara tempat A(5,1 Ma) dan tempat B (0,5)adalah 490 Km, dan 1 Ma = 1 juta tahun, berapakah kecepatan gerak lempeng tersebut ? cara hitungya kayak gimana ya ??

    ReplyDelete

berkomentarlah dengan sopan